Tuesday 29 November 2016

Cari JODOH, itu TAKDIR ILAHI


JODOH TAKDIR ILAHI

Jodoh itu bukanlah misteri
Jodoh itu takdir ilahi
Jodoh itu tak perlu dikejar sambil berlari
Jodoh itu hanya masalah memantaskan diri

Setiap manusia sudah ada jodohnya, itu BENAR.

Namun..
Jika belum berjodoh tidak perlu gusar
Jodoh itu tidak perlu lewat pacaran
Jodoh itu tidak perlu sering ketemuan
Jodoh juga tidak perlu sering bergandengan tangan
Jodoh hanya perlu iman dan ketakwaan

Pacaran bisa berjodoh? BISA !

Tapi... Itu DOSA !!!

Tanpa pacaran bisa berjodoh?
BISA juga dan itu lebih terjaga.

Tinggal Anda pilih yang mana?

Jodoh bisa ketemu di dunia nyata
Jodoh bisa ketemu di dunia Maya
Jodoh bisa ketemu di mana saja

Yang pasti...
Jodoh ketemu atas ijin-Nya
Orang baik akan berjodoh dengan orang baik
Orang tidak baik akan berjodoh juga dengan orang tidak baik
Itu semua pasti dan tertuang dalam Kitab suci.

Tugas Kita hanya memantaskan diri,
Anda mau pilih yang mana?

Sekali lagi..
Ya pantaskan diri saja
Biar Tuhan yang mengatur dan mempertemukan jodoh Anda
Dan Itu sangat mudah bagiNya.

Jika jodoh belum datang tidak perlu galau
Jika jodoh belum datang tidak perlu risau
Terus saja dekatkan diri kepadaNya
Nanti Tuhan yang dekatkan si dia untuk Anda.


Monday 28 November 2016

Puisi CINTA CARA KU MENCINTAI MU

CARA KU MENCINTAI MU


Dengan tak menghubungimu
Tak juga mengirim pesan untuk menanyakan kabarmu
Dan bahkan sekedar chatting untuk menyapamu
Aku mencintaimu dengan menjauh darimu
Bukan karena aku membencimu
Namun karena aku ingin menjagamu
dan menjaga diriku sendiri dari khalwat yang menjebak
Aku mencintaimu dengan menjaga diriku dan dirimu
Menjaga kesucianku dan kesucianmu
Menjaga kehormatanku dan kehormatanmu
Menjaga kebeningan hatiku dan hatimu
Ya......Beginilah caraku mencintaimu
Mencintaimu dalam diamku
Karena diamku adalah bukti cintaku padamu
Dan sekarang
Keadaan menegurku
Sehingga dapat membantu menyadarkanku dari kesalahan yang telah aku perbuat
Meskipun pesonamu terhadapku belum pulih
Belum pulih..
Aku tak bisa memungkiri
Bahwa setiap manusia pasti akan merasakan fitrahnya
Termasuk permasalahan ketertarikannya terhadap lawan jenis
Maka jika harus demikian
Untuk apa jika hati ini aku tambatkan
Kepada siapa yang bukan orangnya nanti
Jika memang hati ini sangat peka
Terhadap pengaruh diri yang memilikinya
Ketika hati ini salah dalam pengelolaanya
Oleh karenanya..
Jika aku harus mencintai lawan jenis adalah fitrahku sebagai manusia
Maka aku akan mencoba untuk mencintai siapa yang akan menikah denganku nanti
Walaupun aku belum pernah bertemu dengannya
Lantaran pasti Tuhan akan mempertemukanku dengannya
Sehingga usahaku yang sia-sia akan cenderung berkurang di dalam lingkup fitrahku
Kalau saja
Tuhan menjadikan aku
Menikah dengan seorang wanita yang ditakdirkan Tuhan kepadaku
Maka untuk apa aku berharap dan menghabiskan waktuku kepada yang lainnya
Yang belum tentu akan menjadi istri ku kelak
Sedangkan hati ini mudah terdominasi dengan sesuatu hal yang lain
Dan rasa ketertarikanku
Cukuplah akan aku tumpahkan kepada istri ku kelak
Yaa Tuhan..
Sucikanlah hatiku
Sucikan hanya untuk siapa yang pantas menempatinya dengan keridhoan Mu
Cukup dia saja
 Yang aku cintai
Karena aku tidak menginginkan keburukan ketika aku berbuat salah terhadap hatiku.

Puisi CINTA sedih, CINTA TAK TERBALAS

CINTA TAK TERBALAS

Kucoba untuk trus bertahan mencintaimu
Tanpa kau tahu 
Diriku kan trus terluka 
Dalam hatiKu terima penolakanmu
Tanpa kau sadari bahwa hatiku menangis 
Tanpa henti Ku tahu 
Ku salah dalam mendekatimu
Ku tahu ku tak pantas untuk dicintai olehmu

Tapi...

Adakah sedikit harapan untuk cintaku?Ketika ribuan hari
Ku berharap untuk dapat kan cintamu Aku sudah mencoba untuk melupakanmu

Tapi...

Semakin aku melupakan bayangan mu 
Hati ini semakin ingin mendekatimu
Maaf jika aku terlalu mengharapkanmu

Tapi...

Aku tak tahu bagaimana cara melupakanmu
Setiap kali ku sapa dirimu
Kau hanya diam tanpa kata
Bibir mu seolah tertutup untuk menyapa diriku
Mengapa kau beri aku luka
Jika saja aku tahu mencintaimu adalah derita untukku
Aku takkan pernah biarkan hati ini mencintaimu

Tapi...

Apa daya diri ini...
Akhirnya aku terperangkap oleh cintaku sendiri
Andai saja kau mengerti
Hatiku sudah kututup untuk orang lain
Mungkinkah kau beri aku kesempatan
Berbagi dalam cinta yang murni?
Inilah yang kurasakan saat ini
Sebuah pilihan untuk dapat mencintaimu
Walau hanya dalam mimpi
Ku kan tetap menanti mu.


Sunday 20 November 2016

Hikmah Tukang TAHU, Menyalahkan TUHAN nya


Ada seorang tukang TAHU, setiap hari ia menjual dagangan nya kepasar, berangkat pagi dan pulang sore hari dengan naik angkot langganan bersama para pedagang lain nya.

Dan untuk sampai jalan raya menunggu angkot, ia harus melewati jembatan kecil yang mengagntung siatas sungai.

Setiap pagi hendak berdagang ia selalu berdo'a kepada tuhan agar dagangan nya laris terjual semua.

Suatu hari dipagi yang cerah pedagang itu kian semangat untuk menjual dagangan nya, ketika ia melintasi jembatan menuju jalan raya untuk naik angkot langganan nya, entah saking semangat nya, tiba-tiba ia terpeleset dan masuk kesungai bersama dagangan nya.

(Baca juga): cerita dari guru, kisah inspirasi pohon rosul dg uqa'il

Dagangan nya pun akhirnya basah dan kotor semua ! Jangan kan untung, Modal pun buntung ! Mengeluh ia kepada tuhan, bahkan "menyalahkan" tuhan, mengapa jadi begini ??? Padahal setiap hari ia berdo'a.

Akhirnya ia pun pulang tidak jadi berdagang, sepanjang langkah menuju rumah ia terus menyesali nya.

Tapi selang beberapa jam kemudian ia mendengar kabar, bahwa angkot langganan yang biasa di naiki, pagi itu mengalami kecelakaan, semua penumpang nya tewas ! Hanya ia satu-satu nya calon penumpang yang selamat, "gara-gara ia terpeleset jatuh ke sungai bersama tahu-tahu nya" sehingga ia tak jadi berdagang dan membawa pulang tahu-tahu nya yang kotor.

(Baca juga): arti sahabat

Sore hari nya ada seorang peternak bebek yang mencari nya dan hendak membeli tahu untuk makanan bebek, namun aneh nya.. Peternak bebek itu justru mencari tahu yang sudah jelek bahkan kotor sekalipun, supaya lebih murah, juga tahu itupun nanti nya hanya untuk campuran makanan bebek aja.

Spontan saja pedagang tahu itupun bahagia karna tahu nya yang kotor tadi dibeli semua oleh peternak bebek.

Sobat ku... Do'a tidak harus dikabulkan sesuai permintaan, tapi terkadang diganti oleh tuhan dengan sesuatu yang lebih baik dari pada yang kita minta.

Karna tuhan tau apa yang terbaik buat kita, dari pada diri sendiri.

Karna itu janganlah bosan berdo'a, juga jangan menggerutu apalagi menyalahkan tuhan.

Boleh jadi apa yang kita benci, justru amat baik bagi kita, begitupun sebalik nya.

Tuhan maha mengetahui, sedang manusia tidak mengetahui.

Jika tuhan menjawab do'a mu, ia sedang menguji iman mu, jika ia menundanya, ia sedang menguji kesabaran mu, jika ia tak menjawab do'a mu, ia sedang mempersiapkan yang terbaik untuk mu.

Monday 14 November 2016

Agama ISLAM, Rahmatan Lil'Alamin

ISLAM, RAHMATAN LIL'ALAMIN


Tulisan ini tak akan pernah ada di blog ini, jika waktu itu tak terjadi percakapan antara ajis(penulis) dg seorang pedagang krupuk yg menanyakan tentang, apa itu islam, juga seberapa penting nya islam dikehidupan manusia ???

Dari pertanyaan itu kemudian menjadikan ku mencari referensi mengenai pertanyaan tersebut, dan setelah kurang lebih seminggu akhirnya ku temukan jawaban nya disini juga sebagai referensi artikel ini.

Oke.. Langsung saja ke penjelasan dari apa yg pernah ditanyakan (pedagang krupuk)


Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.

Pernyataan  bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.

Secara bahasa,

الرَّحْمة: الرِّقَّةُ والتَّعَطُّفُ

rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Penafsiran Para Ahli Tafsir
1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:

“Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua penafsiran:

Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus.

Orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka dapatkan adalah disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik bagi mereka. Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di akhirat. Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.

Orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, (mau menghormati diberlakukannya syariat Islam) manfaat bagi mereka adalah dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih sedikit keburukannya daripada orang kafir yang memerangi Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain.

Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah Ta’ala tidak memberikan adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua manusia mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si ajis yang sakit’. Andaikan ajis tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”

2. Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir:

“Makna ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian’. Dengan kata lain, ‘satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad, adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat’ ”

3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:

“Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia baik mu’min dan kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli tafsir berpendapat, yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun kafir. Mereka mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat ini:

من آمن بالله واليوم الآخر كتب له الرحمة في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن بالله ورسوله عوفي مما أصاب الأمم من الخسف والقذف

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”

dalam riwayat yang lain:

تمت الرحمة لمن آمن به في الدنيا والآخرة , ومن لم يؤمن به عوفي مما أصاب الأمم قبل

“Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang enggan beriman, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu”

Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-orang beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam menafsirkan ayat ini:

فهو لهؤلاء فتنة ولهؤلاء رحمة , وقد جاء الأمر مجملا رحمة للعالمين . والعالمون هاهنا : من آمن به وصدقه وأطاعه

“Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan menaatinya”

Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah pendapat yang pertama, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas. Yaitu Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, baik mu’min maupun kafir. Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah”(diterjemahkan secara ringkas).

4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi

“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:

كان محمد صلى الله عليه وسلم رحمة لجميع الناس فمن آمن به وصدق به سعد , ومن لم يؤمن به سلم مما لحق الأمم من الخسف والغرق

“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air”

Ibnu Zaid berkata:

أراد بالعالمين المؤمنين خاص

“Yang dimaksud ‘seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang yang beriman” ”

Pemahaman Yang Salah Kaprah

Permasalahan muncul ketika orang-orang menafsirkan ayat ini secara serampangan, bermodal pemahaman bahasa dan logika yang dangkal. Atau berusaha memaksakan makna ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya. Diantaranya pemahaman tersebut adalah:

1. Berkasih sayang dengan orang kafir

Sebagian orang mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir, tidak perlu membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar, dengan berdalil dengan ayat:

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta” (QS. Al Anbiya: 107)

Padahal bukan demikian tafsiran dari ayat ini. Allah Ta’ala menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, namun bentuk rahmat bagi orang kafir bukanlah dengan berkasih sayang kepada mereka. Bahkan telah dijelaskan oleh para ahli tafsir, bahwa bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah besar yang menimpa umat terdahulu. Inilah bentuk kasih sayang Allah terhadap orang kafir, dari penjelasan sahabat Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu.

Bahkan konsekuensi dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah membenci segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, membenci bentuk-bentuk penentangan terhadap ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, serta membenci orang-orang yang melakukannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al-Mujadalah: 22)

Namun perlu dicatat, harus membenci bukan berarti harus membunuh, melukai, atau menyakiti orang kafir yang kita temui. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim dalam tafsir beliau di atas, bahwa ada orang kafir yang wajib diperangi, ada pula yang tidak boleh dilukai.

Menjadikan surat Al Anbiya ayat 107 sebagai dalil pluralisme agama juga merupakan pemahaman yang menyimpang. Karena ayat-ayat Al Qur’an tidak mungkin saling bertentangan. Bukankah Allah Ta’ala sendiri yang berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإِسْلامُ

“Agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam” (QS. Al Imran: 19)

Juga firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Al Imran: 85)

Orang yang mengusung isu pluralisme mungkin menafsirkan ‘Islam’ dalam ayat-ayat ini dengan ‘berserah diri’. Jadi semua agama benar asalkan berserah diri kepada Tuhan, kata mereka. Cukuplah kita jawab bualan mereka dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam:

الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا

”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya” (HR. Muslim no.8)

Justru surat Al Anbiya ayat 107 ini adalah bantahan telak terhadap pluralisme agama. Karena ayat ini adalah dalil bahwa semua manusia di muka bumi wajib memeluk agama Islam. Karena Islam itu ‘lil alamin‘, diperuntukkan bagi seluruh manusia di muka bumi. Sebagaimana dijelaskan Imam Ibnul Qayyim di atas: “Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya”.

2. Berkasih sayang dalam kemungkaran

Sebagian kaum muslimin membiarkan orang-orang meninggalkan shalat, membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka aurat mereka di depan umum bahkan membiarkan praktek-praktek kemusyrikan dan enggan menasehati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika dinasehati, kemudian berkata : “Islam khan rahmatan lil’alamin, penuh kasih sayang”. Sungguh aneh.

Padahal bukanlah demikian tafsir surat Al Anbiya ayat 107 ini. Islam sebagai rahmat Allah bukanlah bermakna berbelas kasihan kepada pelaku kemungkaran dan membiarkan mereka dalam kemungkarannya. Sebagaiman dijelaskan Ath Thabari dalam tafsirnya di atas, “Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah”.

Maka bentuk kasih sayang Allah terhadap orang mu’min adalah dengan memberi mereka petunjuk untuk menjalankan perinta-perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, sehingga mereka menggapai jannah. Dengan kata lain, jika kita juga merasa cinta dan sayang kepada saudara kita yang melakukan maksiat, sepatutnya kita menasehatinya dan mengingkari maksiat yang dilakukannya dan mengarahkannya untuk melakukan amal kebaikan.

Dan sikap rahmat pun diperlukan dalam mengingkari maksiat. Sepatutnya pengingkaran terhadap maksiat mendahulukan sikap lembut dan penuh kasih sayang, bukan mendahulukan sikap kasar dan keras. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda:

إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه . ولا ينزع من شيء إلا شانه

“Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah kelembutan itu hilang dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya” (HR. Muslim no. 2594)

3. Berkasih sayang dalam penyimpangan beragama

Adalagi yang menggunakan ayat ini untuk melegalkan berbagai bentuk bid’ah, syirik dan khurafat. Karena mereka menganggap bentuk-bentuk penyimpangan tersebut adalah perbedaan pendapat yang harus ditoleransi sehingga merekapun berkata: “Biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami, bukankah Islam rahmatan lil’alamin?”. Sungguh aneh.

Menafsirkan rahmat dalam surat Al Anbiya ayat 107 dengan kasih sayang dan toleransi terhadap semua pemahaman yang ada pada kaum muslimin, adalah penafsiran yang sangat jauh. Tidak ada ahli tafsir yang menafsirkan demikian.

Perpecahan ditubuh ummat menjadi bermacam golongan adalah fakta, dan sudah diperingatkan sejak dahulu oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Dan orang yang mengatakan semua golongan tersebut itu benar dan semuanya dapat ditoleransi tidak berbeda dengan orang yang mengatakan semua agama sama. Diantara bermacam golongan tersebut tentu ada yang benar dan ada yang salah. Dan kita wajib mengikuti yang benar, yaitu yang sesuai dengan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Bahkan Ibnul Qayyim mengatakan tentang rahmat dalam surat Al Anbiya ayat 107: “Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus”. Artinya, Islam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada orang yang mengikuti golongan yang benar yaitu yang mau mengikuti ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Pernyataan ‘biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami’ hanya berlaku kepada orang kafir. Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al Kaafirun:

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku‘”

Sedangkan kepada sesama muslim, tidak boleh demikian. Bahkan wajib menasehati bila saudaranya terjerumus dalam kesalahan. Yang dinasehati pun sepatutnya lapang menerima nasehat. Bukankah orang-orang beriman itu saling menasehati dalam kebaikan?

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍإِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr: 1 – 3)

Dan menasehati orang yang berbuat menyimpang dalam agama adalah bentuk kasih sayang kepada orang tersebut. Bahkan orang yang mengetahui saudaranya terjerumus ke dalam penyimpangan beragama namun mendiamkan, ia mendapat dosa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam:

إذا عملت الخطيئة في الأرض كان من شهدها فكرهها كمن غاب عنها . ومن غاب عنها فرضيها ، كان كمن شهدها

“Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi dimuka bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti orang yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat langsung namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang melihat langsung (mendapat dosa)” (HR. Abu Daud no.4345, dihasankan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Perselisihan pendapat pun tidak bisa dipukul-rata bahwa semua pendapat bisa ditoleransi. Apakah kita mentoleransi sebagian orang sufi yang berpendapat shalat lima waktu itu tidak wajib bagi orang yang mencapai tingkatan tertentu? Atau sebagian orang kejawen yang menganggap shalat itu yang penting ‘ingat Allah’ tanpa harus melakukan shalat? Apakah kita mentoleransi pendapat Ahmadiyyah yang mengatakan bahwa berhaji tidak harus ke Makkah? Tentu tidak dapat ditoleransi. Jika semua pendapat orang dapat ditoleransi, hancurlah agama ini. Namun pendapat-pendapat yang berdasarkan dalil shahih, cara berdalil yang benar, menggunakan kaidah para ulama, barulah dapat kita toleransi.

4. Menyepelekan permasalahan aqidah

Dengan menggunakan ayat ini, sebagian orang menyepelekan dan enggan mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap mendakwahkan aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan menimbulkan kebencian sehingga tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Renungkanlah perkataan Ash Shabuni dalam menafsirkan rahmatan lil ‘alamin: “Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh manusia”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menjadi rahmat bagi seluruh manusia karena beliau membawa ajaran tauhid. Karena manusia pada masa sebelum beliau diutus berada dalam kesesatan berupa penyembahan kepada sesembahan selain Allah, walaupun mereka menyembah kepada Allah juga. Dan inilah inti ajaran para Rasul. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS. An Nahl: 36)

Selain itu, bukankah masalah aqidah ini yang dapat menentukan nasib seseorang apakah ia akan kekal di neraka atau tidak? Allah Ta’ala berfirman:

نَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maidah: 72)

Oleh karena itu, adakah yang lebih urgen dari masalah ini?

Kesimpulannya, justru dakwah tauhid, seruan untuk beraqidah yang benar adalah bentuk rahmat dari Allah Ta’ala. Karena dakwah tauhid yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat Allah, maka bagaimana mungkin menjadi sebab perpecahan ummat? Justru kesyirikanlah yang sebenarnya menjadi sebab perpecahan ummat. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS. Ar Ruum: 31-32)

Pemahaman Yang Benar
Berdasarkan penafsiran para ulama ahli tafsir yang terpercaya, beberapa faedah yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:

~Di utusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai Rasul Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.
~Seluruh manusia di muka bumi diwajibkan memeluk agama Islam.
~Hukum-hukum syariat dan aturan-aturan dalam Islam adalah bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.
~Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
~Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam
~Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
~Orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, membenarkan beliau serta taat kepada beliau, akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
~Orang kafir yang memerangi Islam juga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, yaitu dengan diwajibkannya perang melawan mereka. Karena kehidupan mereka didunia lebih lama hanya akan menambah kepedihan siksa neraka di akhirat kelak.
~Orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum musliminjuga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Yaitu dengan dilarangnya membunuh dan merampas harta mereka.
~Secara umum, orang kafir mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam berupa dihindari dari adzab yang menimpa umat-umat terdahulu yang menentang Allah. Sehingga setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, tidak akan ada kaum kafir yang diazab dengan cara ditenggelamkan seluruhnya atau dibenamkan ke dalam bumi seluruhnya atau diubah menjadi binatang seluruhnya.
~Orang munafik yang mengaku beriman di lisan namun ingkar di dalam hati juga mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain. Namun di akhirat kelak Allah akan menempatkan mereka di dasar neraka Jahannam.
~Pengutusan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam menjadi rahmat karena beliau telah memberikan pencerahan kepada manusia yang awalnya dalam kejahilan dan memberikan hidayah kepada manusia yang awalnya berada dalam kesesatan berupa peribadatan kepada selain Allah.
~Sebagian ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini diberikan juga kepada orang kafir namun mereka menolaknya. Sehingga hanya orang mu’min saja yang mendapatkannya.
~Sebagain ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini hanya diberikan orang mu’min.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, yang dengan sebab rahmat-Nya tersebut kita dikumpulkan di dalam Jannah-Nya.

Amiiieennn...

Alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimmush sholihat...

Monday 7 November 2016

Cerita KYAI yang SOMBONG dan SANTRI KEPO




Sebuah cerita yang berkisah dari seorang santri dengan kyai.

_Langsung saja ketopik cerita_

Sore itu di sebuah pesantren tak jauh dari kota terdapat seorang santri yg sedang berjalan mengelilingi pesantren, sambil melihat-lihat pesantren yg asri nan sejuk, tak sengaja pandangan sang santri tertuju pada rumah sang kyai, dari kejauhan ia melihat ada seorang yg sedang bersih" diteras depan rumah sang kyai, sambil melihat ia berbicara sendiri sembari bertanya?  " itu ada yg bersih" dirumah kyai siapa ya? Samperin aja lah sekalian ikut bantuin itung"  amal kebaikan" setelah kian dekat ia tertegun melihat nya, ternyata yg bersih" ialah sang kyai sendiri, sembari berjalan merunduk ( maklum dlm kehidupan pesantren tata krama ialah yg dinomer wahid/satukan ) ia langsung bertanya..

Santri> assalamualaikum pak yai...

Sang kyai> waalaikum salam.. ada apa jon ( joni nama santri )

Santri> maaf pak yai, boleh saya bantu bersih" (nyapu, ngepel dll)? Saya kira tadi santri lain yg piket ( dalam pesantren ada jadwal piket bersihin rumah sang kyai/takdim dengan guru )

Sang kyai> boleh silahkan...
Sambil berjalan ngambil alat bersih" sang santri langsung ikut membersihkan dan kembali bertanya...

Santri> maaf pak kyai yang piket ngak dateng ya,  Kok pak kyai sendiri yang bersih"?

 Sang kyai > bukanya ngak dateng jon tp saya sendiri yang suruh mereka balik..

Santri > loh kenapa pak kyai? Itukan sudah peraturan...

Sang kyai > iya jon memang benar, tapi beginilo jon.. Saya tadi kedatangan tamu yg ada masalah agak rumit terus beliau minta solusi dan nasehat kepada saya, setelah saya beri banyak nasehat, akhir nya beliau pun senang dan merasa sedikit terpecah kan masalah nya, setelah itu beliau berterima kasih pada saya dan akhirnya pamit pulang...

Santri> terus apa hubungan nya dengan yang kyai lakukan ini (bersih")???

Sang kyai > begini lo jon dengan terpecah nya masalah tamu ku karna nasehat dan solusi dari ku, saya juga merasa senang dan bangga, dan dari situ saya merasa ada benih" rasa SOMBONG , nah maka dari itu saya melakukan ini jon, setidak nya untuk menghilangkan benih" kesombongan tadi,. Paham jon ???

Santri > paham yai,.owh jadi critanya begitu pak yai (sambil berfikir dan merasa kagum dg sang kyai )..
Tak terasa akhirnya bersih-bersih pun usai...


>> Wahai sobat ku, #SOMBONG adalah PENYAKIT yang sering menghinggapi kita semua, benih-benih nya kerap kali muncul tanpa kita sadari..

>Ditingkat PERTAMA:
SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR MATERI, Dimana kita merasa:
√ Lebih KAYA
√ Lebih RUPAWAN
√ Lebih TERHORMAT, dari orang lain

>Ditingkat KE-DUA:
SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR KECERDASAN, Bahwa kita merasa:
√ Lebih PINTAR
√ Lebih KOMPETEN
PALING BENAR
√ Lebih BERWAWASAN, dari orang lain

>Ditingkat KE-TIGA:
SOMBONG disebabkan oleh FAKTOR KEBAIKAN, kita sering menganggap diri:
√ Lebih BERMORAL
√ Lebih PENURAH
√ Lebih TULUS, dari orang lain

YANG MENARIK...!!!

Semakin tinggi tingkat KESOMBONGAN kita, maka semakin semakin sulit pula kita mendeteksinya..
*SOMBONG karena MATERI mudah terlihat
* Namun SOMBONG karena PENGETAHUAN
* Apalagi SOMBONG karena KEBAIKAN
# SULIT TERDETEKSI #
Seringkali hanya berbentuk benih-benih halus didalam BATHIN kita..!!!
ASTAGFIRULLOHHH....

Mari lah sobat kita senantiasa INTROPEKSI DIRI, karena setiap tindakan baik yang kita lakukan adalah "ANUGRAH ALLOH"
KESOMBONGAN hanya akan membawa kita pada KEJATUHAN yang mendalam..
Tetap SABAR , RENDAH HATI ,sebab KADANG orang yang kita HADAPI atau pun orang yang kita anggap REMEH ternyata lebih baik dari kita, bahkan LEBIH MULIA dimata ALLOH...


Temukan koleksi inspirasi lainnya di kumpulan inspirasi ajis chey
Jika inspirasi yang anda cari tidak ada di blog ini, saya pribadi mohon maaf juga mohom di maklumi karna masih dalam proses pembuatan proyek inspirasi nge-blogyang terpenting proyek ini hasil kaya tulis pribadi bukan copy- copy

Thursday 27 October 2016

Cerita dari guru, kisah inspirasi pohon rosul dg uqa'il

    KISAH KEIMANAN UQA'IL BIN ABI THOLIB


  Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu Uqa'il melihat tiga peristiwa ajaib yangmenjadikan hatinya menjadi bertambah kuat dalam berpegang teguh di dalam Islam.
Peristiwa pertama adalah, ketika Rasulullah SAW ingin melaksanakan hajat yaitu membuang air besar, sedangkan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon saja. Maka Baginda SAW berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katakan kepadanya (kepada pohon), bahwa sesungguhnya Rasulullah berkata : `Agar kamu semua (pohon-pohon) datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya (Rasulullah), karena sesungguhnya Rasulullah akan mengambil air wudhu dan buang air besar`". Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu. Tetapi, sebelum dia menyelesaikan tugasnya. Ternyata pohon-pohon itu sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengelilingi di sekitar Rasulullah SAW sampai Rasulullah SAW selesai dari hajatnya. Maka Uqa'il kembali ke tempat pohon-pohon itu. 


Peristiwa kedua adalah, ketika Uqa'il merasakan haus yang sangat dan tidak menemukan air sama sekali walaupun dia sudah mencari air kesana kemari.Kemudian, Rasulullah SAW berkata kepada Uqa'il bin Abi Thalib, "Hai Uqa'il, dakilah gunung itu, dan sampaikanlah salamku kepadanya serta katakan, `Jika padamu ada air, berilah aku minum !`". Uqa'il lalu pergi mendaki gunung itu dan berkata kepadanya sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Rasulullah tadi. Tetapi, sebelum ia selesai berkata, gunung itu berkata dengan fasihnya, "Katakanlah kepada Rasulullah, bahwa aku sejak Allah SWT menurunkan ayat yang berbunyi :`Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (siksa) api neraka yang umpannya dari manusia dan batu`."Aku menangis dari sebab takut kalau aku menjadi batu itu maka tidak ada lagi air padaku."


 Peristiwa ketiga ialah, ketika Uqa'il sedang berjalan dengan Nabi, tiba-tiba ada seekor unta yang meloncat dan lari ke hadapan Rasulullah SAW.Unta itu lalu berkata, "Ya Rasulullah, aku minta perlindungan darimu."Ketika Unta itu belum selesai mengadukan halnya kepada Rasulullah, tiba-tiba datanglah dari belakang seorang Arab Badui dengan membawa pedang terhunus. Melihat orang Arab Badui itu, Nabi Muhammad SAW berkata, "Hendak apakah kamu terhadap unta itu ?"Orang Arab Badui itu menjawab,"Wahai Rasulullah, aku telah membelinya dengan harta yang mahal, tetapi dia tidak mau taat dan tidak mau jinak, maka akan kupotong saja dan akan kumanfaatkan dagingnya (kuberikan kepada orang-orang yang memerlukan)."Rasulullah SAW bertanya kepada untatersebut, "Mengapa engkau menderhakai dia ?".Jawab unta itu, "Wahai Rasulullah, sungguh aku tidak menderhakainya dari satu pekerjaan pun, akan tetapi aku menderhakainya dari sebab perbuatannya yang buruk. Kerana kabilah yang dia termasuk di dalam golongannya, tidur meninggalkan solat Isya'. Kalau sekiranya dia mau berjanji kepada engkau akan mengerjakan dan tidak meninggalkan solat Isya' itu, maka aku berjanji tidak akan menderhakainya lagi. Sebab aku takut kalau Allah menurunkan siksa-Nya kepada mereka, sedang aku berada di antara mereka." Akhirnya Nabi Muhammad SAW mengambil perjanjian orang Arab kampung itu, bahwa dia tidak akan meninggalkan solat Isya'. 

Kemudian, Nabi Muhammad SAW menyerahkan unta itu kepadanya. Dan dia pun kembali kepada keluarganya dengan membawa unta tersebut dan sebuah janji yang harus dia laksanakan. Sungguh betapa hanya sebatang pohon, sebuah gunung, dan seekor unta, begitu taatnya mereka dengan perintah Allah dan RasulNya dan juga mengkhawatirkan keadaannya terhadap dirinya kelak di Akhirat...

SUBHANALLOHHH...

Lalu, bagaimanakah dengan kita ???
Sebagai Khalifah di muka bumi yang menyandang gelar sebagai makhluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Sang Maha Pencipta...
Hmm.. Alangkah baik nya kita intropeksi kesalahan kita masing" yang secara tak sadar telah dholim pd diri sendiri maupun sosial, Juga hendak nya kita siapkan betul bekal akhirat selagi masih ada umur. Temukan inspirasi lain nya di kumpulan inspirasi ajis chey.
 

Wednesday 26 October 2016

Arti Sahabat


 _Arti sahabat_

Kisah ini terinpirasi dari perjalanan kehidupan masa lalu seseorang yang disampaikan dalam tulisan berbahasa kiasan. di Kumpulan Inspirasi ajischey
Disebuah hutan belantara yang begitu luas tumbuhlah sebuah pohon yang begitu rindang, daunnya begitu lebat, buah banyak ranum berwarna kuning keemasan..
Pada suatu hari seekor burung Jalak sedang terbang dan hinggap di dahan pohon tersebut, ia berkicau memuji keindahan pohon tersebut “… wahai pohon begitu sempurna Tuhan menciptakanmu, kamu dianugrahi daun yang begitu lebat, batang yang kuat, buah yang berwarna-warni, bolehkah aku tinggal bersamamu untuk menikmati betapa segarnya buahmu…” Pohon itu menjawab “… wahai burung jalak tinggallah kau sesukamu, kau tinggal pilih buah mana yang kau suka…” Burung Jalakpun tinggal di pohon itu.
Tak lama kemudian datanglah burung Kenari dengan lantang dan dengan merdunya iapun memuji pohon itu “… Wahai pohon yang penuh dengan rahmat Tuhan, bolehkah aku tinggal bersamamu untuk sama-sama menikmati indahnya anugrah yang kuasa, begitu sempurna Tuhan memberikan karunia-Nya padamu…” Pohon itu merasa tersanjung dengan pujian burung kenari, iapun mempersilahkan tinggal didahannya.
Selang beberapa hari datanglah burung Pelatuk, tanpa basa-basi ia langsung mematuk dahan & ranting pohon itu, pohon itu menjerit kesakitan “hai.. pelatuk pergi kau dari tempatku, kau telah membuatku sakit… pergi kau ..” Burung pelatuk itu menjawab “.. wahai pohon, di dalam tubuhmu ada ulat aku harus mematuknya supaya kamu tidak sakit…” “…Tidak… pergi kau…!!! aku tidak butuh kamu, kamu hanya bikin aku sakit…” bentak pohon itu kepada burung pelatuk, burung pelatuk pun pergi meninggalakn pohon itu.
Tidak berapa lama kemudian pohon itu sakit, layu, daunnya yang dulu lebat kini kering kerontang, buahnya yang dulu ranum kuning keemasan dan menyegarkan kini jatuh berguguran.. burung jalak dan kenari yang biasanya tiap hari bernyanyi kini pergi meninggalkannya, pohon itu menangis kesakitan karena di makan ulat. Saat itulah burung Pelatuk datang “… wahai pohon tahanlah rasa sakitmu aku akan mengeluarkan ulat dalam tubuhmu, Burung pelatuk terus mematuk dahan dan batang pohon yang digerogoti ulat, meski kesakitkan ia biarkan burung pelatuk, mematuk dahan dan batangnya..
Akhirnya pohon itu kembali tumbuh, daun-daunnya mulai lebat, buah-buahnya mulai tumbuh…
Dari penggalan kisah diatas ada sebuah hikmah yang bisa kita petik :
“Seorang sahabat sejati akan selalu ada dikala kita susah, meski saat kita bahagia kita melupakannya, kadang sebuah kritikan, komplain yang ia berikan kepada kita adalah sebuah koreksi, peringatan bagi kita agar kita tidak salah dalam melangkah,... click di sini untuk membaca selengkapnya: Arti Sahabat
-----
Nantikan Kisah Lainnya di Kumpulan Inspirasi pejuang frustasi yg akan datang :



Dipersembahkan khusus oleh Azis Cyndicate untuk Para sahabatnya.

Saturday 22 October 2016

Seberkas Curhatan Mantan Santri

Kini kujalani hari demi hari tanpa adanya gairah, terasa hidup ini cuma biasa" aja.
Terasa kian malas beraktivitas, makan, olahraga, kerja, serasa tiada semangat mungkin yg paling semangat cuma tidur doang..mungkin ada bener nya juga kata sodara kecil ku "mas, urip i ambang rasane nk lali mbi pengerane(jawa). Malu campur bingung dalam hati, oh tuhan..ampunilah dosa" hambamu ini, jadikan lah hamba seperti dikala kecil tuhan yg slalu mengagungkan mu, bukan seperti saat ini yg slalu mengabaikan mu, why, kenapa sekarang ku seperti ini tuhan ??? Akan kah jalan hidup ini juga garis takdir yg sudah engkau tulis kan ??? Semoga yg ku semogakan tersemogakan, Tuhan !!!